Rabu, 06 Februari 2013


Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5). Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.
Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Di ketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk di sini. Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak.

Kebiasaan buruk bagi kesehatan gigi


Gosok gigi adalah salah satu cara untuk merawat gigi kita agar tetap bersih dan sehat. Namun, tahukah anda bahwa  ternyata ada kebiasaan-kebiasaan yang salah dan buruk ketika kita menggosok gigi.
Hati-hati, beberapa kebiasaan dalam menggosok gigi bisa saja merusak gigi Anda alih-alih membersihkannya. Seperti apa saja kebiasaan dalam menggosok gigi yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan mulut Anda? Simak sepuluh kebiasaan buruk yang bisa saja Anda tanpa sadar melakukannya.
1.   Menggosok gigi terlalu keras.
Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras, ditambah lagi dengan tekanan yang terlalu kuat saat menggosok gigi, bisa menghilangkan enamel pelindung gigi secara permanen. Hal inilah yang memicu gigi sensitif dan lubang gigi, sertanya menyebabkan gusi mundur (menipis). Lebih baik, gunakan sikat gigi dengan bulu halus, lalu gosok gigi dengan gerakan memutar selama 2 menit, sedikitnya dua kali sehari. Sikat gigi dengan kepala yang ramping dapat bergerak dengan mudah di dalam mulut yang kecil, sedangkan gagang sikat yang panjang lebih mampu menjangkau geraham belakang daripada yang pendek.
2.   Pasta gigi yang salah.
Jangan langsung percaya dengan pasta gigi yang diklaim mengandung berbagai bahan yang bermanfaat. Beberapa pasta gigi, khususnya yang di desain sebagai “tartar control” bisa menyebabkan abrasi. Pasta gigi yang mengandung butiran-butiran terasa kasar dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan gusi menipis. Pasta gigi dengan fluoride sudah cukup untuk Anda.
3.   Tidak menggunakan dental floss.
Bakteri pada gigi dapat berkembang menjadi plak, penyebab utama lubang dan penyakit gusi, dalam 24 jam. Gunakan benang gigi sekali sehari untuk mengusir plak.
4.   Sering minum minuman bersoda.
Minuman berkarbonasi, alias minuman bersoda yang mengandung asam fosforik, yang lama-kelamaan dapat mengikis gigi. Jika kita biasa menikmati minuman ini, gunakan sedotan untuk meminimalisasi kontak langsung cairan tersebut dengan gigi. Jangan lupa gosok gigi sesudahnya.
5.   Makanan yang meninggalkan noda.
Enamel gigi itu seperti spons. Makanan atau minuman yang meninggalkan noda di piring atau cangkir, seperti kopi, teh, minuman berkola, saus marinara, atau kecap, juga akan membuat gigi berangsur menjadi kuning. Mintalah dokter gigi untuk melakukan perawatan laser whitening, bleaching, atau Prophy Power, prosedur baru dimana sodium bicarbonate (bahan pemutih yang lembut) dicampur dengan semburan air yang kuat untuk mengangkat noda tanpa menghilangkan enamel. Pasta gigi dengan pemutih memang bisa sedikit memutihkan gigi, tetapi cenderung terlalu tajam untuk enamel.
6.   Doyan ngemil yang tidak sehat.
Setiap kali kita makan sesuatu, apalagi yang manis atau mengandung tepung, bakteri yang biasa hidup di dalam mulut akan menciptakan asam untuk memecah makanan tersebut. Namun asam ini juga bisa menyerang gigi, menyebabkan gigi rusak. Sebagai gantinya, pilih buah-buahan dan sayuran yang renyah (seperti apel atau wortel) baik sebagai lauk maupun sebagai cemilan. Para ahli kesehatan gigi bahkan mempertimbangkan jenis makanan seperti ini sebagai sikat gigi alami karena efeknya pada plak yang bagaikan detergen. Mengunyah permen karet tanpa gula seperti Xylitol juga membantu mencegah lubang gigi, dengan meningkatkan aliran liur. Liur yang mengalir akan mengusir bakteri penyebab lubang gigi.
7.   Menggunakan gigi sebagai alat bantu.
Membuka kantong keripik yang terbuat dari aluminium foil dan melonggarkan simpul menggunakan gigi ternyata dapat menyebabkan gigi retak dan pecah, serta merusak perawatan gigi yang sedang dilakukan. Kebiasaan lain yang merusak gigi adalah mengunyah es batu, cokelat yang sudah membeku, atau permen.
8.   Mengabaikan masalah gigi.
Gusi berdarah, dan nafas berbau yang sudah kronis, adalah indikasi adanya penyakit gusi. Untuk mengatasi bau mulut, minumlah cukup air untuk menjaga kelembaban mulut, dan membuang kelebihan bakteri dengan pengerok lidah (banyak dijual di apotek). Untuk mencegah gusi berdarah, gosok gigi secara teratur dan gunakan benang gigi. Segera ke dokter bila gejala ini tak juga mereda.
9.   Menghindari dokter gigi.
Sangat disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dua kali dalam setahun, namun saran ini tampaknya cenderung diabaikan. Padahal, jika gusi mengalami masalah, setidaknya kita harus kontrol ke dokter setiap tiga bulan.
10.   Mengabaikan masalah pada bibir.
Tak peduli betapa baiknya kondisi gigi Anda, senyum Anda tak akan terlihat cerah bila bibir dibiarkan kering dan pecah-pecah. Kulit pada bibir, yang lebih tipis daripada kulit lainnya, cenderung akan kehilangan kelembabannya dan berubah seiring bertambahnya usia. Menggunakan lip balm dengan pelembab setiap hari.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut


beberapa cara umun yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut.
1. dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutus rantai penyebab terjadinya karies dan berbagai penyakit mulut lainnya.
2. Memperkuat gigi ( dengan Flour ). Cara memperkuat gigi dengan menggunakan flour adalah dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour. Namun beberapa dari kita mungkin masih percaya dan menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Namun yang paling sanagt tidak dianjurkan adalah menyikat gigi dengan menggunakan batu bata ataupun dengan tanah liat, beberapa orang masih menggunakan cara ini dengan harapan gigi terlihat lebih bersih dan kuat. Namun pada kenyataannya penggunaan bata malah akan mengikis lapisan email gigi.
3. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan yang kita makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita, sebenarnya bukan tidak boleh namun apabila kita mengkonsumsi makanan manis dan lengket sebaiknya setelah itu langgung menggosok gigi dengan bersih agar sisa-sisa dari mankanan tersebut tidak menempel pada sela-sela gigi yang akan mempercepat terjadinya proses karies dan berbagai penyakit mulut lainnya.
4. Membiasakan konsumsi makanan berserat dan menyehatkan gigi. Makanan serat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Bagi yang suka menggunakan tusuk gigi setelah makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan cobalah untuk mengganti tusuk gigi dengan buah-buahan seperti apel, melon, pepaya,dll. Buah-buahan ini akan membantu kita untuk membersihkan sia-sia makanan yang menempel pada sela-sela gigi kita.

Cara menggosok gigi yang baik:
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering sehingga dapat mongering setelah dipakai.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan.
10. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi Anda.


Anatomi Gigi


Gigi kamu terdiri dari dua macam jaringan, ada jaringan keras di luarnya yaitu email dan dentin serta jaringan lunak di dalamnya yaitu pulpa. Email merupakan jaringan keras pelindung gigi yang menutupi seluruh permukaan mahkota gigi. Jaringan yang berwarna putih ini merupakan jaringan yang paling keras di dalam tubuh kamu, bahkan lebih keras dibanding tulang. Email gak mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembali. Jadi, sekali rusak maka email gak akan bisa kembali seperti semula.

Berbeda dengan email, dentin yang berwarna kuning dan lebih lunak dibanding email ini memiliki kemampuan untuk tumbuh. Namun pertumbuhannya bukan mengarah ke luar permukaan gigi, melainkan ke arah pulpa di dalamnya sehingga ukuran gigi gak mungkin bertambah besar karena pertumbuhan dentin. Pertumbuhan ini akan terus berlangsung sepanjang hidup kamu. Semakin bertambah usia kamu, maka ruangan pulpa di dalam gigi akan semakin menyempit karena dentin yang terus menebal ke dalam.
Di dalam dentin terdapat saluran-saluran mikroskopis yang disebut sebagai tubulus dentin. Tubulus dentin ini berisi cairan dan berjalan dari permukaan rongga pulpa ke arah email dan sementum.
Gigi yang berlubang mengakibatkan permukaan dentin dan tubulusnya ini terbuka. Apabila tubulus dentin yang terbuka ini diberi rangsangan seperti rangsang dingin, panas, makanan manis dan asam, ataupun sentuhan, maka hal ini akan mengakibatkan terjadinya pergerakan cairan di dalam tubulus yang akan merangsang saraf di dalam pulpa. Hal inilah yang menyebabkan gigi berlubang terasa linu apabila kita makan dan minum yang dingin, panas, manis, ataupun asam serta apabila lubang gigi tersebut kemasukan makanan.
Bagian paling dalam dari gigi disebut pulpa. Bagian gigi ini mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dentin. Pulpa merupakan jaringan lunak yang di dalamnya terdapat jaringan ikat, limfe, saraf, dan pembuluh darah. Limfe, saraf dan pembuluh darah masuk ke dalam gigi melalui suatu lubang kecil yang berada di ujung akar gigi yang disebut foramen apikal. Pembuluh darah berperan dalam memberikan nutrisi kepada gigi sehingga gigi tetap kuat dan sehat, sedangkan saraf berperan dalam menghantarkan rangsang dari luar gigi ke otak kamu sehingga kamu bisa tahu kalo ada kerusakan di gigi kamu.
Apabila jaringan pulpa kamu mati akibat infeksi dari bakteri yang masuk melalui lubang gigi, maka pembuluh darah gak bisa lagi memberikan nutrisi kepada gigi. Gigi pun menjadi rapuh dan mudah hancur. Kamu juga gak akan merasakan linu pada gigi kamu karena jaringan sarafnya juga sudah mati.
Ruangan berisi pulpa yang berada di mahkota gigi disebut kamar pulpa, sedangkan ruangan pulpa yang terdapat di bagian akar gigi disebut sebagai saluran akar. Apabila pulpa terinfeksi, maka seluruh jaringan pulpa harus dibuang agar infeksi gak menyebar dan kedua ruangan pulpa yang kosong ini nantinya akan diisi oleh dokter gigi dengan suatu bahan pengisi dan obat-obatan.

Plak Gigi


Plak Gigi… Sumber Penyakit Gigi dan Mulut

       Gigi yang sudah disikat akan kembali berkontak dengan saliva (ludah). Mucin (salah satu zat yang terkandung dalam saliva) akan melapisi gigi. Lapisan ini kemudian dikenal dengan nama Acquired Pellicle (mucus). Acquired Pellicle ini sangat tipis, berkisar 1 um. Selain mucin dan protein lainnya, saliva juga mengandung banyak bakteri. Beberapa saat setelah Acquired Pellicle terbentuk bakteri juga akan singgah dan berkoloni di lapisan tersebut. Keadaan inilah yang kemudian disebut dengan plak gigi atau dental plaque.

Plak merupakan penyebab lokal dan utama terbentuknya penyakit gigi dan mulut yang lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Oleh karena plak tidak dapat dihindari pembentukannya, maka mengurangi akumulasi plak adalah hal yang sangat penting untuk mencegah terbentuknya panyakit gigi dan mulut.

Cara yang paling umum dan murah adalah sikat gigi. Dengan atau tanpa pasta gigi, minimal 2 kali dalam sehari kita harus menyikat gigi. Pagi dan sebelum tidur malam. Lebih ideal jika kita menggunakan bantuan disclosing agent untuk melihat apakah penyikatan gigi yang kita lakukan sudah benar-benar sempurna. Gigi yang terbebas dari plak ditandai dengan tidak adanya pewarnaan oleh disclosing pada gigi. Selain itu perabaan dengan lidah mengidentifikasikan dalam bentuk gigi terasa kesat — bukan licin. Jika masih terasa licin maka masih terdapat plak.



        Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang.  

        Sejak kecil pasti kita sudah diajarkan untuk menjaga kebersihan gigi, minimal dengan rutin menyikat gigi, agar gigi sehat dan tidak berlubang. Tapi, benarkah kita sudah menjaga gigi dengan benar? Simak 5 kebiasaan buruk berikut ini yang merupakan pemicu munculnya plak.

1. Jarang Menyikat gigi
Mungkin orang lain tak akan menyadari kalau Anda tidak menyikat gigi dua kali dalam sehari. Tetapi, gigi kita tahu dan menanggung akibatnya. "Plak itu seumpama lebah di musim panas. Satu atau dua ekor mungkin tak akan mengganggu, tapi bila kita membiarkan mereka membuat sarang di rumah, itu sama saja mengundang masalah," kata Richard Price, DMD, juru bicara Asosiasi Gigi Amerika. 

Itu sebabnya, selalu sikat gigi minimal dua kali sehari menggunakan pasta gigi ber-fluoride. Teknik menyikat gigi yang benar tidak terlalu penting selama Anda menyikat gigi dengan lembut seluruh permukaan gigi.

2. Kurang Teliti Membersihkan
Pemakaian dental floss (benang gigi) juga amat penting untuk membersihkan daerah- 
daerah yang sulit terjangkau oleh sikat gigi, terutama daerah antargigi dan juga pada gigi-gigi yang berjejal.

3. Malas ke dokter gigi
Serutin-rutinnya kita menyikat gigi, agak sulit membersihkan plak dengan sempurna. Plak yang tertinggal ini lama kelamaan akan mengeras dan menjadi karang gigi sehingga sulit dihilangkan. Untuk mengatasinya, mintalah bantuan dokter gigi. Menurut penelitian, orang yang jarang ke dokter gigi lebih mudah terkena gigi berlubang atau gusi berdarah yang menyebabkan gigi mudah tanggal. `